a.
Definisi
Dermatitis
berupa lesi berbentuk mata uang (coin)
atau agak lonjong, berbatas tegas dengan efloresensi berupa papulovesikel,
biasanya mudah pecah sehingga basah (oozing)
b.
Epidemiologi
Dermatits
numular pada orang dewasa terjadi lebih sering pada pria daripada wanita. Tidak
biasa ditemukan pada anak, bila ada timbulnya jarang pada usia sebelum satu
tahun, umumnya meningkat seiring dengan meningkatnya usia.
c.
Etiopatogenesis
Penyebabnya
tidak diketahui, banyak faktor yang ikut berperan. Diduga stafilokokus dan
mikrokoku ikut berperan, mengingat jumlah koloninya meningkat walaupun tanda
infeksi secara klinis tidak tampak, mungkin juga lewat mekanisme
hipersensitivitas. Eksaserbasi terjadi bila koloni bakteri meningkat di atas 10
juta kuman/cm2.
Dermatitis
kontak mungkin ikut memegang peranan pada berbagai kasus dermatitis numularis,
misalnya alergi terhadap nikel, krom, kobal, demikian pula iritasi dengan wol
dan sabun.
Trauma fisis
dan kimiawi mungkin juga dapat berperan, terutama bila terjadi ditangan, dapat
pula pada bekas cedera lama atau jaringan parut. Pada sejumlah kasus, stres
emosional dan minuman yang mengandung alkohol dapat menyebabkan timbulnya
eksaserbasi. Lingkungan dengan kelembaban rendah dapat pula memicu kekambuhan.
Kulit penderita
numularis cenderung kering, hidrasi stratum korneum rendah. Jumlah SP (substance P), VIP (vasoactive intestinal polypeptide), dan CGRP (calcitonin genrelated peptide) meningkat di dalam serabut dermal
saraf sensoris kulit, sedang pada serabut epidermal yang meningkat SP dan CGRP.
Hal ini menunjukan bahwa neuropeptide berpotensi pada mekanisme proses
degranulasi sel mast.
Dermatitis pada
orang dewasa tidak berhubungan dengan gangguan atopi. Pada anak, lesi numularis
terjadi pada dermatitis atopik.
d.
Gambaran
Klinis
Penderita dermatitis numularis umumnya mengeluh sangat gatal. Lesi
akut berupa vesikel dan papulovesikel (0.3-1.0 cm), kemudian membesar dengan
cara berkonfluensi atau meluas ke samping, membentuk satu lesi karakteristik
seperti uang logam (coin).
Eritematosa, sedikit edamatosa, dan berbatas tegas. Lambat laun vesikel pecah
menjadi eksudasi, kemudian mongering menjadi krusta kekeringan. Ukuran garis
tengah lesi dapat mencapai 5 cm, jarang sampai 10 cm. Penyembuhan dimulai dari
tengah sehingga terkesan menyerupai lesi dermatomikosis. Lesi lama berupa likenifikasi
dan skuama.
Jumlah lesi dapat hanya satu, dapat pula banyak dan tersebar,
bilateral atau simetris, dengan ukuran yang bervariasi, mulai dari miliar
sampai nummular, bahkan plakat. Tempat predileksi di tungkai bawah, badan,
lengan termasuk punggung tangan.
Dermatitis numularis cenderung hilang-timbul, ada pula yang terus
menerus, kecuali dalam periode pengobatan. Bila terjadi kekambuhan umumnya
timbul pada tempat semula. Lesi dapat pula terjadi pada tempat yang mengalami
trauma (fenomena Kobner).
e.
Diagnosis
Diagnosis dermatitis numularis didasarkan atas gambaran klinis.
Sebagai diagnosis banding antara lain ialah dermatitis kontak, dermatitis
atopic, neurodermatitis sirkumskripta, dan dermatomikosis
f.
Pengobatan
Sedapat –
dapatnya mencari penyebab atau factor yang memprovokasi. Bila kulit kering, di
beri pelembab atau emolien. Secara topical lesi dapat diobati dengan obat
anti-inflamasi, misalnya preparat ter, glukokortikoid, takrolimus, atau
pimekrolimus. Bila lesi masih eksudatif, sebaiknya di kompres dahulu misalnya
dengan larutan permanganas kalikus 1:10.000. kalau ditemukan infeksi bacterial,
diberikan antibiotic secara sistemik. Kortikosteroid sistemik hanya diberikan
pada kasus yang berat dan refrakter, dalam jangka pendek. Pruritus dapat
diobati dengan antihistamin golongan H1, misalnya hidroksisin HCl.
g.
Prognosis
Dari suatu
pengamatan sejumlah penderita yang diikuti selama berbagai interval sampai dua
tahun, didapati bahwa 22% sembuh, 25% pernah sembuh untuk beberapa minggu
sampai tahun. 53% tidak pernah bebas dari lesi kecuali masih dalam pengobatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar